“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya!” (al-Ahzab: 56).

Pro Kontra Shalawat Nariyah

Pada posting sebelumnya telah diulas tentang bacaan shalawat fatih. Kali ini kita akan membahas shalawat nariyah. 

Shalawat Nariyah ini banyak tersebar dan diamalkan di kalangan kaum muslimin. Dengan suatu keyakinan, siapa yang membacanya 4444 kali, hajatnya akan terpenuhi atau akan dihilangkan kesulitan yang dialaminya. Berikut bacaan shalawat nariyah:

Arti bacaan shalawat nariyah di atas adalah sebagai berikut:
“Ya Allah , berikanlah shalawat dan salam yang sempurna kepada Baginda kami Nabi Muhammad, yang dengannya terlepas semua ikatan kesusahan dan dibebaskan semua kesulitan. Dan dengannya pula terpenuhi semua kebutuhan, diraih segala keinginan dan kematian yang baik, dan dengan wajahnya yang mulia tercurahkan siraman kebahagiaan kepada orang yang bersedih. Semoga shalawat ini pun tercurahkan kepada keluarganya dan para sahabatnya sejumlah seluruh ilmu yang Engkau miliki.” 



Video Bacaan Shalawat Nariyah
Bagi Anda yang ingin memudahkan dalam hapalan shalawat nariyah, video bacaan shalawat nariyah ini mungkin akan sangat membantu Anda.


Ternyata shalawat nariyah ini mengundang pro dan kontra. Coba kita simak yang kontra dengan shalawat nariyah. Bila kita merujuk kepada Al Qur’an dan As Sunnah, maka kandungan shalawat tersebut sangat bertentangan dengan keduanya. Bukankah hanya Allah semata yang mempunyai kemampuan untuk melepaskan semua ikatan kesusahan dan kesulitan, yang mampu memenuhi segala kebutuhan dan memberikan siraman kebahagiaan kepada orang yang bersedih?

Allah Ta'ala berfirman :


قُلْ لاَ أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا إِلاَّ مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاَسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلاَّ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
 

“Katakanlah (wahai Muhammad): Aku tidak kuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak pula mampu menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentunya aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan tertimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan dan pembawa khabar gembira bagi orang-orang yang beriman.” (Al A’raf: 188)

Dan juga firman-Nya :


قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِهِ فَلاَ يَمْلِكُونَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلاَ تَحْوِيلاً

"Katakanlah (wahai Muhammad): Panggillah mereka yang kalian anggap (sebagai tuhan) selain Allah. Maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya darimu dan tidak pula memindahkannya." (Al-Isra: 56)

Para ahli tafsir menjelaskan, ayat ini turun berkenaan dengan kaum yang berdoa kepada Al Masih, atau malaikat, atau sosok orang shalih dari kalangan jin. (Tafsir Ibnu Katsir 3/47-48).
Ulasan lengkapnya silahkan Anda baca di http://www.darussalaf.or.id/stories.php?id=394



Ada juga yang Pro Shalawat Nariyah 
Mengenai shalawat nariyah, tidak ada dari isinya yang bertentangan dengan syariah. Makna kalimat: "...yang dengan beliau terurai segala ikatan, hilang segala kesedihan, dipenuhi segala kebutuhan, dicapai segala keinginan dan kesudahan yang baik" serta "...diminta hujan dengan wajahnya yang mulia"”, adalah kiasan, bahwa Beliau Saw pembawa Alqur’an, pembawa hidayah, pembawa risalah, yang dengan itu semualah terurai segala ikatan dosa dan sihir, hilang segala kesedihan yaitu dengan sakinah, khusyu dan selamat dari siksa neraka, dipenuhi segala kebutuhan oleh Allah SWT, dicapai segala keinginan dan kesudahan yang baik yaitu husnul khatimah dan sorga.

Ini adalah kiasan saja dari sastra balaghah arab dari cinta, sebagaimana pujian Abbas bin Abdulmuttalib ra kepada Nabi saw dihadapan beliau saw: “… dan engkau (wahai nabi saw) saat hari kelahiranmu maka terbitlah cahaya dibumi hingga terang benderang, dan langit bercahaya dengan cahayamu, dan kami kini dalam naungan cahaya itu dan dalam tuntunan kemuliaan (Al Qur’an) kami terus mendalaminya” (Mustadrak ‘ala shahihain hadits no.5417), tentunya bumi dan langit tidak bercahaya terang yang terlihat mata, namun kiasan tentang kebangkitan risalah.

Sebagaimana ucapan Abu Hurairah ra : “Wahai Rasulullah, bila kami dihadapanmu maka jiwa kami khusyu” (shahih Ibn Hibban hadits no.7387), “Wahai Rasulullah, bila kami melihat wajahmu maka jiwa kami khusyu” (Musnad Ahmad hadits no.8030)

Semua orang yang mengerti bahasa arab memahami ini. Cuma kalau mereka tak faham bahasa maka langsung memvonis musyrik, tentunya dari dangkalnya pemahaman atas tauhid, mengenai kalimat "...diminta hujan dengan wajahnya yang mulia" adalah cermin dari bertawassul pada beliau Saw para sahabat sebagaimana riwayat shahih Bukhari.

Mengenai bacaan 4444X atau lainnya itu adalah ucapan sebagian ulama, tidak wajib dipercayai dan tidak ada larangan untuk mengamalkannya. Shalawat ini bukan berasal dari Rasul Saw. Namun, siapa pun boleh membuat shalawat atas Nabi Saw. Sayyidina Abubakar Shiddiq ra membuat shalawat atas Nabi Saw. Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw membuat shalawat, juga para Imam dan para Muhadditsin, shalawat Imam Nawawi, Shalawat Imam Shazili, dan banyak lagi. Bahkan banyak para muhadditsin yg membuat maulid, bukan hanya shalawat.
 
Syirik? Yah.. syirik tentunya bagi orang orang wahabi, mereka memang tidak diperuntukkan untuk mendapat kemuliaan shalawat, kasihan juga kalau Abu Bakar shiddiq dibilang syirik, juga Ali bin Abi Thalib kw, juga para muhadditsin lainnya karena mereka membuat shalawat.

Tawassul adalah diajarkan oleh Nabi Saw. Tawassul pada beliau Saw dan pada amal shalih dan pada orang shalih, demikian riwayat shahih Bukhari dari Umar bin Khattab ra dan lainnya.

Lalu bagaimana dengan Abubakar Shiddiq ra bicara pada jenazah Rasul saw setelah Rasul saw wafat (shahih Bukhari), tentunya dalam faham wahabi hal ini musyrik. Juga Umar bin Khattab ra wasiat minta dikuburkan dekat kubur nabi saw seraya berkata : “Tidak ada yg lebih kudambakan selain pembaringan disebelah Nabi itu”, (Shahih Bukhari), tentunya dalam faham wahabi hal ini musyrik. Para sahabat pun semuanya akan divonis musyrik, karena berebutan potongan rambut Rasul Saw, (Shahih Bukhari) dan Asma binti Abubakar Shiddiq ra pun akan difitnah musyrik karena bila ada yg sakit ia membasuh jubah Nabi Saw lalu airnya diminumkan pada yg sakit (Shahih Muslim).

Dan boleh tawassul pada benda, sebagaimana Rasulullah saw bertawassul pada tanah dan air liur sebagian muslimin untuk kesembuhan, sebagaimana doa beliau saw ketika ada yang sakit : “Dengan Nama Allah atas tanah bumi kami, demi air liur sebagian dari kami, sembuhlah yg sakit pada kami, dg izin tuhan kami” (Shahih Bukhari hadits no.5413, dan Shahih Muslim hadits no.2194)

Hanya wahabi saja yang mengingkarinya dari dangkalnya pemahaman mereka pada tauhid dan ilmu hadits. Dan mengenai tabarruk pun merupakan sunnah Rasul Saw, dan Rasul Saw mengajari Tabarruk bahkan Istighatsah. Ini adalah merupakan jawaban Habib Munzir terhadap mereka yang menuduh shalawat nariyah adalah syirik. Selengkapnya silahkan Anda telusuri link dari website Majelis Rasulullah ini. Semoga bermanfaat.
http://majelisrasulullah.org/index.php?option=com_simpleboard&Itemid=28&func=view&id=5845&catid=8&lang=en 

Tags: Kumpulan shalawat, bacaan sholawat fatih, shalawat nariyah, bacaan sholawat nariyah, shalawat al-fatih, fadhilah shalawat, keutamaan shalawat, pengarang shalawat al fatih, video shalawat al fatih, mp3 shalawat al fatih, download mp3 shalawat.